Tersentak ku saat menerima sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh salah satu orang tuaku, yaitu mama. Semula tak menyangka dan selalu ingin menyangkal bahwa semua itu hanyalah mimpi dan berharap aku dapat terbangun secepat mungkin. Tetapi ternyata aku memang sedang dalam keadaan sadar dan sangat waras, aku terpaku. Aku semakin rapuh dan tidak kuat, akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya kepada mbah uti karena aku pikir masalah sebesar ini tak mungkin tak diungkapkan kepada keluarga.
Saat mbahku menanyakan semuanya kepada papa, aku hanya dapat diam membisu di kamar. Tak sanggup mendengarkan tetapi rasa penasaran terus mengusik Berbekal dengan alasan disuruh mama mengantar kunci rumah dan stnk, aku sedikit mendengar pernyataan papa. "Deg" tiba-tiba jantungku terasa terhenti sejenak, kemudian kembali berdenyut kembali. Pernyataan papa itu sedikit mengejutkanku, entah yang mana yang benar yang mana yang salah, aku segera pergi meninggalkan rumah.
Ingin sekali rasanya mendengar alasan mengapa pernyataan itu dapat terlontar begitu saja tanpa sebuah saringan pekat. Tak lama pesan singkat kembali masuk ke telepon genggamku, dan ternyata itu dari mama. segala keluh kesahnya diceritakan kepadaku, kecuali sebuah alasan mengapa semua ini bisa terjadi belum sanggup diungkapkan mama yang masih belum mau pulang dari Panawangan, tempat kakekku.
Rasaku begitu berkecambuk, hatiku begitu sakit menerima kenyataan ini. Aku hanya seorang anak yang lemah tak tahu apa-apa tetapi hanya ingin tahu. Kebingungan, hanya itu yang kurasakan. Aku terlalu lemah untuk mengetahui semua ini. Apakah aku akan merasakan yang namanya "Broken Home". Ya Allah Ya Rabb, kuatkanlah aku beserta adik-adikku yang masih terlalu kecil untuk menerima semuanya. Jadikanlah kami menjadi anak-anak yang sholeha dan selalu berada di jalanMu. Lindungilah orangtua kami dimanapun mereka berada. Semoga hamba berhasil melewati semester 4 ini dengan nilai yang dapat dibanggakan. Amin Ya Rabbal 'Allamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar